Rabu, 20 Juni 2012

12 ALASAN MENDASAR INVESTASI EMAS


Hal yang menarik untuk saya sampaikan disini adalah tentang 12 alasan mendasar, mengapa kita berinvestasi pada emas :
1.       Penurunan Nilai Mata Uang Global,
Seluruh mata uang kertas turun nilainya dari waktu ke waktu karena uang baru terus “dicetak” ke masyarakat kapan saja dan berapa saja pemerintah mau, yang akibatnya terjadi inflasi. Inflasi terjadi karena “banyaknya uang beredar” di masyarakat yang TIDAK diiringi dengan peningkatan produksi barang-barang riil atau biasa disebut GDP. Berbicara mata uang kertas, tentu tidak terlepas dengan dolar Amerika (US$), dimana seperti yang pernah saya sampaikan dalam blog ini tentang “kehancuran US$” bahkan sampai saya tulis cerita imaginer “pembubaran uang dolar Amerika” serta banyak tulisan di blog ini mengaitkan emas dengan US$ yang pada intinya, US$ secara fundamental dan teknikal sudah sangat lemah sehingga dapat “jatuh” secara dramatis. Bahkan kondisi demikian kalau melihat Rupiah menguat terhadap dolar Amerika sudah hampir 2 bulan ini sebenarnya suatu bukti dan pertanda kondisi yang dijelaskan diatas, kecuali memang pemerintah Indonesia sendiri yang mengehndaki Rupiah melemah terhadap dolar AS seperti yang sering dibahas di media masa karena, Indonesia lebih senang Rp melemah terhadap dolar AS agar barang ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar global karena seolah-olah barang Indonesia harganya murah. Oleha karena itu, sebagai langkah awal yang harus kita ambil dalam menyikapi kondisi tersebut maka memilih investasi dalam bentuk benda nyata (tangible asset) khususnya benda yang sangat istimewa yaitu EMAS, dimana dalam kondisi krisis akan harganya akan naik sangat signifikan seperti yang pernah saya bahas dalam blog ini.
2.          Peningkatan Permintaan Investasi Emas
Banyak ahli percaya bahwa ketika masyarakat dunia sadar tentang “Emas adalah Uang yang sesungguhnya” serta merupakan cara investasi retail yang paling aman, maka otomatis akan beralih ke Emas dan meninggalkan atau mengalihkan investasi yang selama ini banyak yang mempercayakanya kepada uang kertas (tabungan, deposito, dll) serta produk investasi financial lainya yang berbasis uang kertas, yang akibatnya terjadi peningkatan permintaan Emas untuk investasi.
3.          Merosotnya Kondisi Keuangan Amerika
Fiskal gap negara Amerika Serikat untuk dimasa depan (jatuh tempo tahun 2008-2030) mencapai US$ 76 Trillion (76.000.000.000.000 US$ = Rp. 706.800.000.000.000.000 tujuh ratus enam ribu delapan ratus triliun rupiah). Kebutuhan anggaran belanja dimasa depan tidak sebanding dengan pemasukan pajak dari masyarakat Amerika.  Sejak tahun 2001 Amerika telah menghabiskan lebih dari US$ 800 Billion (milyar) untuk perang melawan teroris, Irak, Afganistan dan negara-negara lainnya. tahun 2008 anggaran sekitar US$ 200 Billion untuk biaya perang Irak ditambah dengan anggaran rutin belanja militernya rata-rata sebesar US$ 500 Billion /tahun dan terus naik. Defisit neraca perdagangan sampai 800 billion US$ pertahun. Dan kondisi demikian sepertinya akan terus berlanjut, sehingga kondisi keuangan Amerika akan terus merosot.
4.          Meningkatnya Supply Uang yang berlebihan di Amerika dan Negara lain di Dunia
Seperti yang pernah dikatakan Ben Bernanke (chairman the FED saat ini), The FED punya kewenangan untuk mencetak uang baru dan jika diperlukan, the FED akan menggunakan kewenangan tersebut untuk menangkal deflasi. Langkah yang diambil the FED ini banyak diikuti negara lain di dunia dan akibatnya uang kertas secara global mengalami peningkatan supply. Disamping itu, langkah stimulus ekonomi yang dilakukan oleh Ben Bernanke dengan terus memotong suku bunga the FED terus dikritisi oleh pendahulunya Alan Greenspan dengan mengatakan, “Bila dibiarkan inflasi terus tumbuh, pertumbuhan akan turun, rakyat akan menderita dengan penurunan taraf hidup dan Amerika sangat mungkin menghadapi stagflation”. Stagflation berarti terjadi kondisi yang stagnan yang dicirikan oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi, dan tingginya pengangguran sehingga inilah pemicu terjadinya resesi. Kondisi demikian, tentunya sangat baik untuk menciptakan kenaikan harga EMAS.
5.          Supply Emas di Dunia Terbatas
Secara hitungan kasar, tambang emas di dunia hanya mampu men-supply rata-rata 2500 ton Emas per tahun, sementara itu untuk memenuhi permintaan Emas “tradisional” (perhiasan, pemakaian industry, dll) saja tidak mencukupi, sehingga Emas selalu menjadi barang langka. Emas digali terus dari perut bumi dan terakumulasi dipermukaan bumi. Emas tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terakumulasi, meskipun demikian Emas selalu menjadi barang langka karena seluruh Emas yang ada dipermukaan bumi yang telah ditambang saat ini sejak pertama kali Emas ditemukan hanya berkisar 150.000 – 160.000 ton saja, artinya hanya 1,5% - 1,6% saja kenaikan supply nya setiap tahun dan ini seiring dengan pertambahan penduduk di bumi ini, sehingga Emas selalu “langka”. Sehingga turunya harga Emas sering diakibatkan oleh pelepasan cadangan emas oleh bank central didunia walau pun hanya sekedar isu pelepasan Emas, misalnya isu pada tahun 2008 yang diumumkan oleh pejabat keuangan AS bahwa AS mendukung rencana penjualan emas oleh IMF, maka pasar langsung merespon negative sehingga harga emas langsung turun padahal belum tentu IMF benar-benar melepas emasnya.  Mengapa saya katakana demikian karena isu serupa sudah sering disampaikan sejak tahun 1999 dan 2005. Inilah cara AS dan IMF serta Bank-bank central di negara-negara besar (khususnya yang memiliki cadangan Emas terbesar) “bermain” dalam harga Emas.
6.          Adanya Mekanisme “leasing” Emas antara Bullions Bank dengan Bank Central
Ketidak seimbangan antara supply and demand Emas terkait dengan minimnya supply dari tambang emas di dunia seperti penjelasan poin 5, kondisi ini dimanfaatkan bank central untuk memobilisasi cadangan Emasnya ke pasar dengan cara “leasing” Emas. Dari data yang ada terdapat sekitar 10.000 – 16.000 ton Emas di pasar dunia berasal dari bank central  dengan mekanisme “leasing” Emas kepada bullion bank. Atau dengan kata lain supply Emas dipasar Emas dunia sekitar 30-50% dari total cadangan Emas di bank central seluruh dunia yang di “leasing” kan. Dan ini menjadi hutang Bullion Bank kepada Bank Central, yang mana ini menjadi konter penjualanya mereka dalam transaksi Emas di pasar dunia.
Beberapa aspek kolusi dalam praktek kartel Emas sedang didalami GATA. Pada Juli 1998 di hadapan Congress AS, Alan Greenspan yang waktu itu menjabat Gubernur The Fed mengatakan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) AS tidak perlu repot-repot mengurusi aturan main derivatif emas dengan dalih bahwa bank-bank sentral siap mengintervensi lewat mekanisme leasing untuk menstabilkan harga Emas, tetapi yang terjadi sebenarnya adalah justru menaikan harga Emas.
Sayang, informasi praktek kartel Emas lewat mekanisme “leasing” selama ini ditutupi dari pengetahuan publik untuk menjaga kepentingan bank sentral, terutama di AS yakni The Fed semasa komando Greenspan.
7.          Suku Bunga Yang Rendah Menurunkan Minat Menyimpan Dolar Amerika
Saat ini sesuai press releases 27 April 2011 the FED menetapkan suku bunga yang rendah yaitu 0,25% dan akan terus mempertahankan suku bunga rendah tersebut. Dengan demikian khususnya produsen Emas lebih tertarik menyimpan emasnya daripada menjualnya ke pasar karena asset uang dolar AS, hasil penjualan yang disimpan diberikan bunga yang rendah, atau dengan kata lain menjual Emas secukupnya hanya untuk memenuhi biaya operasional saja. Sehingga Emas semakin langka di pasaran.
8.     Kenaikan Harga Emas dan Suku Bunga Rendah Menurunkan Minat Untuk Berspekulasi Jangka Pendek
Permainan para spekulan yang memiliki akses ke Bank central dapat menahan laju penurunan harga Emas, karena ketika harga Emas sudah mulai turun dan sudah mendapat keuntungan sekitar 0,5%-1% minimum dari kartel emas mekanisme “leasing”, maka spekulan tersebut akan menjual Emasnya dan menginvestasikan ulang keuntunganya tersebut dalam satu proses. Dan praktek ini banyak dilakukan oleh para spekulan Emas, sehingga hal ini sama saja melakukan transaksi “fiktif” dalam Emas, yang pada kondisi sebenarnya Emas yang ada tidak bertambah hanya berputar dan permainan para spekulan saja, sehingga pada saatnya akan tiba transaksi “real” yang mengakibatkan ketidak seimbangan sangat besar antara supply Emas dengan demand Emas yang sesungguhnya, yang akibatnya tentu harga Emas akan naik.
9.       Terjadi Titik Balik Ketika Bank Central Enggan Untuk Memberikan Lebih banyak Emas ke Pasar
         Adanya rumor tentang rencana diversifikasi asset Bank central dari US$ ke Emas dalam jumlah besarsehingga menambah komposisi asset Emas yang dicadangkan menjadi lebih besar daripada asset dalam US$. Artinya, kemungkinan kedepan Bank Central lebih mengurangi cadangan US$ nya dan enggan melepas Emasnya ke pasar. Walau demikian rumor ini belum dapat dipastikan, tetapi bila hal ini terjadi maka bersiap-siaplah harga Emas akan melejit.
10.        Emas Sedang Meningkat Popularitasnya
Emas semakin popular karena sering digunakan sebagai skema ekonomi negara-negara di dunia khususnya China, India dan Rusia yang mulai menata cadangan devisanya kedalam bentuk Emas.  Faktanya China dengan jumlah penduduk 1,3  Milyar jiwa mulai membentuk National Gold Exchange dan memberikan kelonggaran dalam menambah cadangan devisa Emasnya, coba bandingkan dengan langkah di Indonesia begitu banyak tentangan dari orang yang berkuasa di negeri ini saat ada wacana memperbesar cadangan Emas BI seperti yang pernah saya ulas dalam blog ini. Bahkan China diperkirakan bisa menambah cadangan devisa Emasnya lebih dari 500 ton dalam beberapa tahun kedepan.
11.          Emas sebagai Uang Sesungguhnya sudah mulai di percaya banyak pihak
Negara-negara islam, tidak terlepas juga di Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi dan pemahaman tentang Emas sebagai mata uang sesungguhnya dengan pendekatan Al- Quran dan Hadist, seperti yang juga dilakukan oleh blog ini. Bahkan presiden Argentina, saat kampanyenya, mendukung kembalinya uang Emas peso, hal ini untuk mengatasi malapetaka moneter di Argentina. Dan Rusia sudah membicarakan konversi penuh terhadap mata uangnya kembali ke Emas. Nah, negara Indonesia kapan ada pemimpinya baik eksekutif dan legislative berbicara seperti mereka, kapan yah ?.
12.           Keterbatasan Jumlah Emas ”fisik” Dalam Perputaran Pasar Emas Dunia
Emas yang ada didunia ini nilainya lebih dari 1 Trilyun US$, sementara total Emas yang diperdagangkan oleh perusahaan tambang Emas diseluruh dunia nilainya kurang dari 100 Milyar US$. Artinya banyak perputaran jual-beli Emas dalam bentuk uang kertas US$ akibat ulah para spekulan, yang pada akhirnya akan banyak aliran trilyunan uang kertas US$ pada pasar Emas yang akan mendorong kenaikan Emas yang tidak terduga.

Selasa, 19 Juni 2012

SAHAM EMAS ATAU FISIK EMAS


inilah yang menjadi inspirasi judul artikel. Mengapa saham dengan emas disandingkan dalam perbandingan pemilihan jenis investasi dimana keduanya memiliki kesamaan untuk dibeli kemudian dijual kembali.  Ini adalah pertanyaan yang lumrah dilontarkan bagi siapa pun yang akan memulai investasi, baik saham maupun investasi emas. Dan jawabnya juga pasti sama yaitu “beli pada saat harga rendah dan jual pada harga tinggi”. Itulah hukum dagang dalam investasi, pertanyaanya kapan harga rendah itu muncul ? itu yang tidak mudah. Dalam investasi apapun yang perlu dikelola sebenarnya “hawa nafsu”. Management nafsu atau sabar menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah investasi. Sebagai pengalaman Pribadi, hegemoni naiknya harga saham pada tahun 2007 membuat saya “latah” untuk masuk kedalam bursa. Awalnya mudah mendapatkan profit tetapi rupanya ini bom waktu, seperti balon yang menggelembung, harga saham terus naik dan akhirnya pecah pada tahun 2008 seiring terjadinya krisis subprime mortage di AS yang mengakibatkan harga-harga berguguran, bayangkan harga saham ANTM & BUMI yang sebelum krisis mencapai 4000 sampai 5000 rupiah per lembar saham pada saat krisis harga bisa jatuh sampai 770-800 rupiah per lembar. Bayangkan waktu itu saya termasuk didalam kondisi tersebut dan karena kondisi “panik” saya akhirnya melakukan “cut lose” saham saya.
Ilmu yang saya dapat dari pelajaran saham diatas, kita tidak terlalu tergiur dengan naiknya saham yang fantastis, tetapi sebaiknya kita punya asset yang cukup saat harga sedang terjun bebas, itulah keberhasilan warent buffet sang rajanya saham di dunia. Dia dengan sabar menanti saat-saat yang tepat untuk masuk membeli saham pada saat kondisi harga diobral. Yakinlah bahwa siklus krisis akan selalu ada, entah dalam periode 5, 10 atau 20 tahun, sehingga perencanaan finansial juga merupakan bagian dari yang disampaikan dalam  Al-Quran Surah Yusuf 47-38, bila kita punya uang dan belum menemukan sarana investasi yang tepat maka "pertahankan dalam tangkainya" atau bahasa umunnya dapat saya terjemahkan "pegang dulu dalam bentuk aset yang paling aman" yang juga bisa menjadi 'hakim' yang adil yaitu emas
Investasi di Emas mirip dengan saham tetapi saham tidak mirip dengan emas. Emas dibilang mirip dengan saham karena harga naik turun layaknya harga saham, begitu saat jual maupun beli ada harga patokan jual ada patokan harga beli yang biasanya selesihnya 4% pada waktu yang sama. Contoh kalau harga jual LM 400 ribu maka harga beli yang diterima LM sekitar 384 ribuan. Saham tidak mirip dengan emas karena saham merupakan kepemilikan terhadap suatu perusahaan, saham lebih dikarenakan kinerja perusahaan terkait dan kondisi regional bursa saham. Sehingga saham ada kalanya harga nol kalau memang perusahaan tersebut bangkrut, tetapi kalau emas tidak akan pernah nol karena emas itu sebenarnya alat tukar tetapi saham bukanlah alat tukar. Saham adalah bukti kepemelikan kita terhadap suatu perusahaan.
Sehingga instrument saham dan emas sangatlah erat bagi para pemain saham. Walaupun belum ada statistik yang saya dapatkan tetapi saya punya keyakinan bagi pemain saham professional mungkin lebih dari separuhnya juga berinvestasi di emas tetapi orang yang berinvestasi di emas belum tentu main di saham. Bahkan dalam bukunya Rully K pun menerapkan pengalihan asset emas saat sedang naik tinggi dan dialihkan untuk membeli saham disaat harga saham sudah jatuh pada titik nadir.
Mengapa demikian ? tentu jawabanya sederhana, ketika seorang investor menanam sahamnya dalam kondisi perusahaan sehat tentu sudah pasti, tetapi ingat saham juga sangat rentan dengan isu atau kondisi regional, orang bilang “latah”, sehingga dalam kondisi krisis biasanya untuk menjaga nilai asetnya mereka segera menjual sahamnya dan membelikanya emas karena diyakini emas tahan terhadap goncangan krisis, bahkan harga emas kebalikanya, di saat terjadi krisis harganya pasti melonjak drastis karena orang semua sadar dan yakin bahwa orang seluruh dunia dalam kondisi demikian akan mencari  cara dalam penyelamatan asset mereka dalam bentuk emas, sekali lagi emas adalah uang tetapi uang bukanlah emas. Dalam kondisi normal saja emas harganya selalu naik diatas inflasi apalagi kalau krisis bisa dua kali lipat dari inflasi.
Karena alasan tersebut diatas maka tidak lah salah kalau kita mengkaitkan saham dan emas untuk mengamati bulan “baik” berinvestasi emas. Didalam dunia saham dikenal dengan January effect, dimana pada bulan January rata-rata pemilik saham menata kembali porto folionya, sehingga banyak investor rame-rame masuk ke pasar saham yang pada umumnya mereka lepas emas yang mereka punya untuk sementara beralih ke saham, yang berakibat harga emas pada bulan tersebut logikanya turun karena banyak emas yang dilepas ke pasaran. 
Memang dalam kondisi normal harga kenaikan saham lebih menggiurkan ketimbang emas tetapi saat krisis tidak ada yang bisa mengalahkan lonjakan harga emas, sehingga saham sangat disarankan untuk instrument investasi dalam kondisi suhu politik/ekonomi baik regional maupun lokal pada konsisi stabil. Property pun dalam kondisi krisis bisa di obral karena kesulitan likuiditasnya seperti yang terjadi di AS tahun 2008 banyak kredit KPR macet akhirnya banyak rumah yang disita pada akhirnya rumah melimpah tidak ada yang beli bahkan dengan bunga KPR mendekati nol sekalipun.
Kembali kepada saham dan emas, patokan lain yang bisa kita pakai adalah dengan menggunakan data komparasi antara Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) dan harga emas yang tabelnya pernah saya muat dalam blog ini. Data ini dapat kita lihat sebagai indicator seberapa dalam krisis itu terjadi khsususnya setelah “Nixon Shock” karena sangat erat hubunganya dengan pergerakan harga emas US$/OZ. Dalam kurun waktu 40 tahun (1970-2010) kenaikan harga emas hampir 3 kali lipat lebih besar kenaikan emas daripada kenaikan DJIA. Artinya apa ? artinya dengan jumlah emas yang sama kita bisa membeli jumlah saham yang semakin banyak atau lebih banyak. Atau dengan kata lain semakin lama bila kita jual saham dan dialihkan ke emas maka semakin lama akan mendapatkan berat emas yang semakin sedikit.

Hal lain yang perlu kita cermati, mengapa pelaku ekonomi dunia selalu membuat yang namanya DGR yaitu perbandingan antara Dow Jones Industrial Avarage dengan harga emas dalam satuan US$, artinya memang DGR ini bukan untuk mengukur saham yang ada di Indoensia, tetapi bagi pemain saham guru-gurunya pasti menyarankan pergerakan saham di US sebagai barometer pergerakan saham dunia. Artinya dengan dibuatnya DGR secara tidak langsung kita dapat ambil kesimpulan bahwa emas sangat stabil nilainya sehingga membuat perbadingan saham dengan harga emas. Tetapi analisa saya ini bukan berarti secara mentah-mentah diterima sebagai klaim bahwa saham akan memberikan hasil yang lebih buruk daripada emas, mungkin saja sebagai pemain saham yang sudah ulung dapat melihat saham-saham tertentu yang sangat baik yang tentunya bisa mengungguli emas. Yang penting pada posisi dimana kemampuan kita saat ini dalam mempelajari peluang investasi baik emas maupun saham, semua ada ilmunya. 
Bagaimana hubunganya antara Saham perusahaan emas dengan emas ? untuk menjawabnya perlu kita ambil data harga saham ANTM dengan harga emas ANTM dalam rentang periode yang saya miliki datanya yaitu Februari – Mei 2011. Karena kalau secara umum hubungan saham dan emas sudah saya jelaskan diatas, dimana hubunganya baik saham perusahaan emas maupun saham secara umum bisa dijadikan acua. Tetapi dalam paragraph ini saya coba bandingkan bagaimana hubungan kenaikan emas dengan pergerakan harga saham ANTM dalam rentang tersebut. khususnya dibulan April 2011 dimana harga emas spot ANTAM LM sedang naik tajam dari harga per 11 April pada harga Rp. 420.000/gram sampai menuju Rp. 437.000/gr pada tanggal 2 Mei atau mengalami kenaikan sekitar 4% sementara harga saham ANTM dalam kurun waktu tersebut malah turun 5% dari semula harga saham ANTM Rp. 2.400 menjadi hanya Rp. 2.275 per lembar sahamnya. Artinya investasi dalam bentuk emas tidaklah relevan dengan membeli saham perusahaan penghasil emas (ANTM), apalagi bila terjadi krisis ekonomi makro, harga emas dengan harga saham emas sangatlah bertolak belakang, dimana harga emas naik sangat tinggi sedangkan harga saham perusahaan emas terjun bebas sangat rendah seperti yang terjadi pada krisis tahun 1998 dan 2008.
Harga emas sekarang sudah “purely” terpengaruh oleh “supply and demand”. Untuk mudahnya sebagai “guidance” secara umum adalah bila kondisi makro tidak stabil maka harga emas cenderung tinggi, sehingga membeli emas disaat kondisi normal kenaikan emas tidak terlalu tinggi, tetapi masih mampu mengimbangi inflasi bahkan secara statistik lebih dari 1400 tahun harga 1 ekor kambing tetap 1 dinar (emas).
Dari banyak literature yang saya baca, hubungan antara saham dan emas selalu mengerucutnya pada kondisi ekonomi makro, sehingga yang terpenting dari investasi adalah tetapkan dahulu tujuanya apa ? apakah hanya untuk spekulasi atau menyelamatkan nilai uang yang kita peroleh untuk tujuan jangka panjang ?. Kalau niatnya untuk ber-spekulasi tentu cara berfikirnya fokus terhadap strategi kapan “jual” dan kapan “beli” dalam rentang waktu yang menyesuaikan kondisi membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi. Tetapi bila kita bertujuan untuk investasi jangka panjang misal menabung emas untuk kebutuhan membeli rumah, pergi haji, biaya pendidikan anak sekolah, persiapan pensiun, dll maka emas adalah jawabanya. Karena emas dalam fiqih islam disebut sebagai alat tukar yang adil dan mampu mengimbangi laju inflasi.
Sebagai penutup, saya tekankan kembalikan pada tujuan investasi kita adalah jawaban dari semua yang akan diambil dalam menentukan investasi apa yang cocok untuk kita lakukan. Sebagai contoh kalau saya punya uang hari ini dan cukup untuk membeli mobil, pertanyaanya seberapa perlu mobil buat kita dan keluarga apalagi masih ada mobil dinas, maka sebaiknya uang tersebut dibelikan emas batangan 24 karat dan disimpan, Insya Allah pada saatnya kita butuh mobil cukup dengan menjual emas yang kita simpan bisa membeli mobil sejenis bahkan bisa lebih baik tergantung rentang waktunya. Atau yang lebih nyata lagi data biaya ONH kalau misalnya tanggal 10 Mei 2011 kita sudah punya cukup uang untuk bayar ONH sebesar Rp. 36 juta tetapi karena ada sesuatu yang membuat kita belum bisa berangkat, maka berdasarkan harga spot emas LM tanggal 10 Mei 2011 dapat dibelikan emas LM sebanyak 85 gram (terdiri dari 3 keping emas LM ukuran 50, 25, 10) lalu simpanlah emas tersebut, pada saatnya kita sudah siap tinggal jual emas tersebut Insya Allah kita tetap bisa membayar ONH bahkan bisa ada uang sisa kalau melihat tren statistik ONH 5 tahun terakhir ini, karena kenaikan emas jauh lebih tinggi daripada kenaikan ONH, Wa Allahu A’lam

Jumat, 15 Juni 2012

CICIL EMAS BEBAS BUNGA


Cicil emas bebas bunga dari GMI

cicil emas
PT. Golden Mandiri Investama saat ini membuka program indiGold yaitu program yang memungkinkan anggotanya untuk membeli emas secara cicil (cicil emas). Anda bisa mencicil emas mulai dari kepingan 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram dan 100 gram. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut.

Pertama kali kita diharuskan membuat kontrak pembelian cicil emas dan memilih nilai kepingan yang akan kita cicil. 1 kontrak berlaku untuk 1 keping, jadi bila kita ingin mencicil 2 keping kita harus membuat dua buah kontrak pembelian cicil emas. Misal kita akan mencicil 10gram : kita dikenakan minimum cicilan pertama 10% nya atau 1 gram. Nah sisa 9 gram bisa kita cicil sampai 6 bulan dan dapat diperpanjang hingga 2 tahun. Cicilan dalam bentuk gram bukan rupiah. jadi misal bulan depan kita bisa mencicil 1 gram lagi, atau 2 gram, tergantung dana yg kita miliki. Harga per gram fluktuatif mengikuti kenaikan harga emas dunia. Lebih mudah bukan? Oh iya, emas dapat kita miliki setelah melakukan pelunasan.

Bagusnya adalah bila dibandingkan dengan sistem beli gadai, beli cicil emas lebih ringan karena bebas bunga. Untuk yang belum pernah berinvestasi emas dengan sistem gadai, anda dikenakan biaya titip gadai (bunga) sebesar 1,25% per bulan.

Kelebihan program ini :

  1. Tidak ada bunga atau biaya bulanan.
  2. Anda tidak diwajibkan mencicil emas per bulan, cicil ketika punya dana.
  3. Bila dalam 1 bulan tidak melakukan pencicilan anda tidak dikenakan denda apapun.
  4. Emas yang belum lunas atau masih dalam masa cicil dapat anda jual (misal anda ada kebutuhan mendesak)

Anda berminat? silahkan klik link ini web komunitas investasi logam mulia GMI.

Selamat berinvestasi

CICIL EMAS ANTAM DI GMI


Cicil Emas Antam



Emas batangan 24 karat produksi ANTAM atau sering disebut dengan istilah LM (mengacu kepada logo pada cetakan emas ANTAM, LM singkatan dari Logam Mulia) saat ini semakin sering kita dengar baik itu di internet maupun di media cetak atau televisi. Tentu saja ini suatu hal yang menggembirakan, masyarakat Indonesia sudah semakin sadar akan pentingnya berinvestasi, dalam hal ini adalah investasi emas. ok di postingan perdana ini saya mau jelaskan program cicil emas antam.

Di GMI membeli emas dapat dilakukan secara cicil melalui program indiGold. Kelebihan dari program ini adalah :
  1. Terjangkau
    • Uang muka ringan hanya 10%. ( Perhatikan tabel di bawah).
    • Pembelian emas selanjutnya dapat dicicil minimal 1 gram. Waktu cicilan fleksibel (tidak ditentukan per bulan atau per minggu) dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan anda. Harga emas per gram untuk cicilan selanjutnya tergantung dari kenaikan harga emas dunia.
    • Tidak ada denda atau bunga apapun bila anda tidak bisa mencicil dalam 1 bulan.
  1. Proses Mudah
    • Pembelian bisa dilakukan secara online via website dan via SMS Center (akses nasional)
    • Periode cicilan 6 bulan dan bisa diperpanjang hingga 2 tahun.
    • Bisa dijual kapan saja tanpa harus melakukan pelunasan.
    • Emas yang sudah dilunasi dapat diambil di kantor GMI Bandung atau dikirim via kurir ke alamat anda.
  1. Aman dan Menguntungkan
    • Bebas bunga atau biaya pemeliharaan bulanan.
    • Deposit fisik emas disimpan di bank pemerintah.
    • Kewajaran deposit emas akan diinformasikan kepada member dari lembaga audit independent

Kontrak Pembelian
DP Minimum
Minimum Cicilan Selanjutnya
Periode Cicilan
5 gram
1 gram
1 gram
6 bulan, dapat diperpanjang sebanyak 3 kali (hingga 2 tahun)


10 gram
1 gram
1 gram
25 gram
3 gram
1 gram
50 gram
5 gram
1 gram
100 gram
10 gram
1 gram

CARA MENYICIL EMAS


- Tips Bagaimana Memulai Berinvestasi Emas dengan Modal Minimum -
Telat Beli, Harga Emas Keburu Naik
Mengikuti perkembangan harga emas dalam 10 tahun terakhir, kenaikan emas sangat fantastis dengan rata-rata 20% per tahun sangat layak dijadikan sebagai media investasi jauh lebih baik dari menabung ataupun deposito. Namun ya itu banyak dari kita menunda berinvestasi emas dengan alasan menabung uangnya terlebih dahulu.
Beli Emas Butuh Uang Banyak & Menabung Uang Baru Membeli Emas Ternyata Bukan Cara Yang Tepat
Kebanyakan dari kita menabung uangnya dulu lalu setelah terkumpul baru dibelikan emas. Tapi ini bukan cara yang tepat karena (1) harga emas naik terus (2) godaan konsumtif untuk menggunakan uang tabungan. Dari sini munculah konsep mencicil emas, agar dengan modal terbataspun kita sudah bisa memulai berinvestasi emas.
Layanan Cicil Emas Anda Sudah Pasti Kena Bunga Bulanan & Denda Keterlambatan
Banyak perusahaan pembiayaan serta bank yang menyediakan layanan cicil emas, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kita dikenakan bunga/biaya bulanan yang berkisar antara 1-1,25%. Belum lagi dikenakan denda bila kita tidak bisa melakukan cicilan bulanan. Alih-alih mencicil emas, dana banyak terpakai untuk membayar bunga & denda.
Ini Dia Bagaimana Cara Mencicil Emas Tanpa Perlu Membayar Bunga Bulanan & Denda Keterlambatan
PT. GMI menyediakan layanan indiGold yaitu layanan cicilan emas tanpa bunga bulanan maupun denda keterlambatan. Perhatikan tabel di bawah ini :
Kontrak Pembelian
DP Minimum
Minimum Cicilan Selanjutnya
Periode Cicilan
5 gram
1 gram
1 gram
6 bulan, dapat diperpanjang sebanyak 3 kali (hingga 2 tahun)
10 gram
1 gram
1 gram
25 gram
3 gram
1 gram
50 gram
5 gram
1 gram
100 gram
10 gram
1 gram
Ilustrasinya sbb, kita ambil contoh anda akan mencicil kepingan 10 gram. Langkah-langkahnya adalah :
  1. Lakukan kontrak pembelian cicil emas 10 gram, pada saat kontrak anda diharuskan membayar DP minimum 1 gram.
  2. Sisa 9 gram dapat anda cicil dengan minimum cicilan adalah 1 gram.
  3. Anda mempunyai waktu 6 bulan untuk menyelesaikan cicilan (dan dapat diperpanjang hingga 2 tahun).
  4. Cicil emas gram demi gram ketika anda mempunyai uang. (jadi sifatnya bukan cicilan bulanan). Tidak ada denda apapun ketika dalam 1 bulan anda tidak bisa melakukan cicilan.
  5. harga per gram ketika melakukan cicilan mengacu kepada perubahan naik/turun harga emas dunia.
  6. Setelah lunas, fisik emas dapat anda miliki. Simpan sebagai aset anda dan jual ketika anda membutuhkannya.
Kelebihan dari program ini adalah :
  1. Terjangkau
    • Uang muka ringan hanya 10%. ( Perhatikan tabel di bawah).
    • Pembelian emas selanjutnya dapat dicicil minimal 1 gram. Waktu cicilan fleksibel (tidak ditentukan per bulan atau per minggu) dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan anda. Harga emas per gram untuk cicilan selanjutnya tergantung dari kenaikan harga emas dunia.
    • Tidak ada denda atau bunga apapun bila anda tidak bisa mencicil dalam 1 bulan.
  1. Proses Mudah
    • Pembelian bisa dilakukan secara online via website dan via SMS Center (akses nasional)
    • Periode cicilan 6 bulan dan bisa diperpanjang hingga 2 tahun.
    • Bisa dijual kapan saja tanpa harus melakukan pelunasan.
    • Emas yang sudah dilunasi dapat diambil di kantor GMI Bandung atau dikirim via kurir ke alamat anda.
  1. Aman dan Menguntungkan
    • Bebas bunga atau biaya pemeliharaan bulanan.
    • Deposit fisik emas disimpan di bank pemerintah.
    • Kewajaran deposit emas akan diinformasikan kepada member dari lembaga audit independent

Selasa, 12 Juni 2012

Mengenal Hedging (Lindung Nilai)


Dalam istilah financial kita sering mendengar kata hedging. Apakah hedging itu? Hedging adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang investor untuk mengurangi atau menghilangkan suatu sumber resiko. Dengan hedging kita bisa mengurangi resiko valas kita.

Hedging ada berbagai cara, misalnya kalau punya piutang dollar yang konsisten (berarti cash inflow dollar) maka kita buat transaksi cash outflow dollar, antara lain meminjam dari bank dalam bentuk dollar. Jadi kalau dollar turun, nilai asset kita (piutang ) turun, tapi nilai hutang (liabilities) kita juga turun. Perlu dipertimbangkan juga bahwa hedging ada biayanya, jadi perlu ditinjau cost & benefitnya. Kalau exposure valas kita relatif kecil terhadap keseluruhan aset perusahaan, atau biaya hedging justru lebih besar dari potential loss, ya mungkin tidak perlu dilakukan proteksi.

Banyak orang yang masih kesulitan untuk memahami istilah hedging ini hanya dengan membaca pengertiannya saja, mari kita masukkan dalam contoh yang lebih simple: Embok tetangga saya berjualan pecel di Singapura. Akan tetapi sayur-mayurnya mesti diimpor dari Batam. Buat si embok, pendapatan yang dia dapat adalah dalam bentuk dollar singapura, sedangkan salah satu biaya produksi utamanya (sayuran) dibayar dalam bentuk rupiah. Dalam kondisi ini, si embok memiliki resiko - yaitu resiko kurs mata uang. Seandainya tiba-tiba saja mata uang Singapura jatuh karena tiba-tiba PAP (partai mayoritas di Spura) jatuh dan rupiah tetap kokoh, maka si embok akan sangat rugi karena tiba-tiba biaya produksinya jauh lebih mahal dari pendapatannya - kecuali kalau si embok pulang kampung dan jualan di Indonesia saja. Untuk mengurangi atau menghilangkan resiko ini, si embok bisa melakukan hedging. Salah satu cara-nya adalah dengan membeli kontrak berjangka (forward contract) di bank - di mana dalam kontrak itu si embok akan membeli rupiah sebesar Rp 6.000 per dollar singapura 1 bulan dari sekarang, terlepas dari berapa kurs rupiah 1 bulan dari sekarang. Di sini, si embok mengunci kurs saat ini juga. Seandainya tiba-tiba dollar singapura jatuh dan 1 dollar singapura bernilai Rp 3.000, si embok tetap bisa mendapat Rp 6.000 per dollar singapura. Bagaimana kalau hal sebaliknya terjadi? 1 bulan lagi tiba-tiba rupiah jatuh dan 1 dollar singapura bernilai Rp15.000? Si embok tetap mesti beli Rp 6.000 per dollar Singapura. There is no free lunch. Tapi hal ini tidak masalah buat si embok: dia sudah berhitung apabila rupiah jatuh dan dihargai > Rp 6.000 per dollar singapura, dia tetep untung, toh sayur-mayurnya sudah dibeli duluan. Sekarang si embok malah senang karena bisa membawa pulang ke Indonesia lebih banyak rupiah. Tentu masih banyak cara lain buat si embok untuk hedging resiko kurs yang dia miliki.
Semoga dengan contoh ilustrasi di atas kita semua dapat lebih mengerti apa itu hedging (lindung nilai)

Senin, 11 Juni 2012

CICIL EMAS UNTUK BIAYA PENDIDIKAN


Tanya :
Saya Beni, umur 30 Tahun, saya baru mempunyai anak umur 7 tahu (sekarang SD kelas 1), saya ikut program asuransi pendidikan di salah satu perusahaan asuransi di kota Bandung, yang ingin saya tanyakan apakah ketika terjadi inflasi apakah uang premi yang akan saya dapatkan dari klaim asuransi itu akan ada penyesuaian atau tetap sejumlah awal? asuransi seperti apa yang harus saya ikuti, mohon penjelasannya.
terimakasih.

Jawab :
salah satu hedging yang disarankan adalah asuransi baik itu jiwa maupun yang lainnya, namun sepengetahuan saya ketika terjadi inflasi biasanya fihak asuransi akan mencairkan dana dari klaim bapak Beni sesuai dengan kesepakatan awal, mungkin untuk jelasnya bisa bapak tanyakan langsung ke fihak asuransi yang Pak Beni ikuti.

saya mau sharing aja dengan apa yang saya jalani sekarang. sebagai perlindungan biaya sekolah anak-anak, saya menabung dalam bentuk Logam Mulia. kebetulan saya punya anak yang duduk di kelas 1 waktunya bersamaan dengan ponakan saya masuk ke SMP Favorite. biaya masuk ke SMP Favorit kurang lebih sekitar 15juta-an. kalau saya simulasikan begini : anak saya kelas 1 SD, waktu masuk ke SMP 6 tahun lagi, biaya masuk ke SMP favorite ponakan saya sekitar 15juta-an, kalo 6 tahun kedepan bisa berapa?? pasti naik??

mari kita hitung !
Biaya masuk SMP Favorit : Rp. 15.000.000,- (Tahun 2011), kalau misalnya setiap tahunnya kita ambil rata-rata inflasi sebesar 10%, maka biaya masuk sekolah tahun 2017 adalah Rp. 24.000.000,-.

untuk mengcover biaya masuk sekolah SMP favorit kalau saya setiap bulannya bisa menyisihkan 500rb, total uang yang bisa saya kumpulkan adalah 500.000 x 48 bulan = Rp. 24.000.000,- atau sekitar 4 tahun..

mari kita bandingkan dengan apa yang saya lakukan sekarang!
setiap bulan saya menyisihkan 500rb, kemudian saya lakukan cicil emas Logam Mulia bersertifikat ANTAM dengan kontrak penyicilan 1 keping 25 gram, saya lakukan selama 2 tahun (per bulan 1 gram) 500.000,- x 25 bln = 12.500.000,-. dengan kenaikan rata2 Logam Mulia 20% per tahun sudah bisa mengcover biaya masuk SMP favorit dan masih ada sisa untuk kepeluan lainnya. jadi saya hanya memerlukan dana awal sebesar 12.500.000,- yang kemudian biarkan Logam Mulia menggandakan nilai dengan sendirinya :) Supperrr sekali!!

Mudah-mudahan ini menjadi solusi keuangan anda.

Dampak Inflasi dan Pencegahannya

Apa itu inflasi? 
Inflation is a rise in the general level of prices of goods and services in an economy over a period of time. When the price level rises, each unit of currency buys fewer goods and services; consequently, inflation is also an erosion in the purchasing power of money – a loss of real value in the internal medium of exchange and unit of account in the economy. A chief measure of price inflation is the inflation rate, the annualized percentage change in a general price index (normally the Consumer Price Index) over time. Inflation is when prices continue to creep upward, usually as a result of overheated economic growth or too much capital in the market chasing too few opportunities. Usually wages creep upwards, also, so that companies can retain good workers. Unfortunately, the wages creep upwards more slowly than do the prices, so that your standard of living can actually decrease.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga atas barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu. Ketika harga naik, maka nilai selembar uang kertas atau sekeping uang logam menjadi turun. Inflasi adalah ketika harga-harga terus merangkak naik sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi atau terlalu banyaknya uang yang beredar di pasaran. Biasanya ditandai dengan naiknya gaji-gaji karyawan. Sayangnya kenaikan gaji tersebut tidak secepat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok baik berupa barang dan jasa sehigga pada dasarnya standar hidup anda menurun. Dampak negatif dari Inflasi adalah menyebabkan barang-barang menjadi langka dipasaran karena para konsumen cemas dengan kenaikan harga barang di keesokan harinya sehingga mereka terkena syndrom "hoarding of goods" ( menimbun barang-barang/penimbunan ). Karena mereka lebih tenang menyimpan barang-barang kebutuhan daripada uang. Karena berganti bulan berganti pula harga sehingga menyimpan uang sama dengan menyimpan masalah. Hal ini seperti ini sedang terjadi di Zimbabwe saat ini. Sungguh sangat mengerikan dampak dari hyperinflasi ini. 

TABEL INFLATION RATE INDONESIA

Dari tahun 1980 hingga 2008, tingkat inflasi tahunan rata-rata di Indonesia adalah 11,1%. Dalam kurun waktu tersebut, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998, yaitu 77,5% yang disebabkan oleh krisis moneter yang melanda negeri ini. Apa dampak inflasi terhadap harga-harga di pasaran? Coba kita buat gambaran secara umum, tidak perlu pakai istilah ekonomi yang susah. Saat ini (2009) kalau kita makan siang di warung, harga sepiring nasi plus lauk ( telur ) adalah Rp.5000. Kalau plus teh manis jadi 6 ribu rupiah. Coba anda ingat baik-baik harga sepiring nasi 5 tahun atau 10 tahun yang lalu katakanlah tahun 1999. Waktu itu saya masih kuliah di Semarang, sepiring nasi rames dengan telur masih antara 1500 rupiah sampai dengan 2000 rupiah dan bayar kos-kosan masih 25 ribu perbulan. Katakanlah saat ini usia anda 30 tahun dan bekerja di perusahaan swasta. Anda masih memiliki 25 tahun masa kerja sebelum pensiun. Dengan asumsi tingkat inflasi sebesar 11.1% pertahun maka harga sepiring nasi yang sekarang 6000 Rupiah, maka 25 tahun lagi saat anda pensiun, harga sepiring nasi menjadi 75 ribu Rupiah. Angka tadi baru hasil perkiraan minimum setelah saya kalkulasi dengan Excel. Bisa jadi harga sepiring nasi 100 ribu rupiah. Mengejutkan sekali bukan? Kalau saat ini untuk biaya makan sebulan Rp.1.500.000 , maka 25 tahun lagi biaya untuk makan menjadi Rp.18.300.000 perbulan. Itu baru untuk kebutuhan hidup pokok yaitu makan. Berapakah total biaya yang anda habiskan perbulan saat ini? Rata-rata saat ini untuk hidup layak, dibutuhkan sekitar 5 juta perbulan. Itu sudah layak dengan catatan anda tidak memiliki hutang sehingga anda bisa menabung. 25 tahun yang akan datang setidaknya untuk bisa hidup dengan standard hidup layak, andak membutuhkan penghasilan sebesar 60 juta perbulan. Apakah saat ini anda ikut program JHT atau semacam program pensiun? Berapa kira-kira yang akan anda dapat saat pensiun nanti? Cukupkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anda sebulan? Tentu sebagian besar akan ragu dan pesimis. 

Saat ini kita tidak perlu membahas kelemahan uang kertas atau menyalahkan penggunaan uang kertas, yang paling penting saat ini adalah bagaimana caranya mengamankan harta kita dari dampak inflasi. Tentunya dengan investasi. Bisa berinvestasi dengan saham, tanah, ataupun emas. Harga tanah tiap tahun juga mengalami kenaikan, kalau anda tidak bermaksud menjual anda pun bisa menyewakannya atau memfungsikan untuk agrobisnis. Kalau anda membeli emas, maka bisa dipastikan harga emas makin mahal. Mahalnya emas bisa disebabkan oleh makin langkanya sumber daya emas, tidak imbangnya supply dan demand, dan tidak percayanya masyarakat terhadap uang kertas. Dan besarnya kenaikah harga emas bisa diluar perkiraan kita, karena emas merupakan sarana lindung nilai ( Hedging ) dan pembelinya adalah masyarakat di seluruh dunia bahkan bank-bank central memborong emas untuk cadangan devisa negara mereka. Emas mendapat gelar Zero Inflation. Karena nilainya tetap dari masa ke masa. Zaman Nabi 2000 tahun yang lalu harga seekor kambing 1 Dinar, sekarang masih 1 Dinar. Sama bukan? Karena dinar itu emas. Saran saya, berpikirlah kedepan. Siapkan tabungan hari tua, pendidikan anak, dan masa depan keluarga dengan berinvestasi. Pilihlah jenis investasi yang resiko kerugiannya kecil bahkan bisa dikatakan aman, yaitu menabung emas Logam Mulia 24K bersertifikat ANTAM.

Pembelian tidak harus tunai, bisa dicicil, aman, melibatkan Bank-bank Syariah, tanpa bunga dan Margin Harga...ask me how???
HP. 0813-21034466 or add pin BB : 20F8537E